I See The Moon
I
see the moon, the moon sees me..
Shining
through the leaves of the old oak tree
Oh,
let the light that shines on me
Shine
on the one I love..
Over
the mountain, over the sea,
Back
where my heart is longing to be
Oh, let the light that shines on me
shine on the one I love..
Lagu itu. Lagu anak-anak yang kutemukan di buku
pelajaran bahasa Inggris ketika masih SD.
Lagu yang nada-nadanya kurangkai di aplikasi komposer di handphone ibuku yang sederhana. Aku masih ingat irama dan sedikit syairnya. Sayangnya ketika kucari lewat browser, ternyata iramaku salah. Nadanya sudah benar, tapi ketukannya berbeda. Maklum, saat itu aku masih SD. Pertama kali aku melihat gambar di halaman lagu itu berada, aku sangat menyukainya. Gambar pohon dan langit malam beserta bulan dan bintang. Ahahaha. Andai saja aku masih menyimpan buku itu.
Lagu yang nada-nadanya kurangkai di aplikasi komposer di handphone ibuku yang sederhana. Aku masih ingat irama dan sedikit syairnya. Sayangnya ketika kucari lewat browser, ternyata iramaku salah. Nadanya sudah benar, tapi ketukannya berbeda. Maklum, saat itu aku masih SD. Pertama kali aku melihat gambar di halaman lagu itu berada, aku sangat menyukainya. Gambar pohon dan langit malam beserta bulan dan bintang. Ahahaha. Andai saja aku masih menyimpan buku itu.
Aku sering membayangkan menyanyikan lagu itu
sambil tiduran di rumput menghadap langit, memandang bintang dan bulan. Rasanya
damai saat melihat tenangnya langit. Rasanya hangat bila ada sinar-sinar yang
muncul dari gelapnya angkasa. Selalu ada bayangan kisah yang tersimpan di
setiap kilauan itu. Aku juga bisa menuntaskan perdebatan di hati dan pikiranku
ketika tenangnya langit menyelimutiku. Bertafakur, bertasbih atas indahnya
hidup yang diberikan Allah.
Sering aku ingin berkeluh kesah pada Allah,
sambil memandang mereka. Rasanya para malaikat banyak yang berjaga di sekitar
benda-benda langit itu dan akan menurunkan ketenangan pada orang-orang yang
mengingat Tuhannya. Aku sayang pada semua orang di sekitarku. Apalagi keluarga
dan orang-orang dekatku. Tapi mengapa mereka sering terlihat tidak mengerti
bahwa aku sayang mereka? Semoga Allah menyampaikan perasaanku ini pada mereka.
Rasanya sedih kalau masih saja ada orang yang menilai orang lain dari fisik,
kemampuan atau kecerdasannya. Aku ingin tiap orang yang bersaudara mau saling
menerima apa adanya. Seperti roda yang berputar, kita bisa kapan saja ada di
posisi bawah, lemah dan perlu bantuan. Tidak selamanya kita di atas dan kita
pasti akan membutuhkan orang lain. Bahkan orang yang tidak pernah diduga
sebelumnya.
Mengapa masih saja ada manusia yang sombong,
padahal dia tahu dia punya kekurangan. Mengapa masih ada orang yang menilai
orang sebelah mata, padahal dia sendiri tahu rasa sakit didiskriminasikan.
Mengapa ada orang yang sejahat itu, yang tega membuaat orang lain merasa sedih
atau sakit. Mengapa di dunia ini isinya tidak orang baik semua saja? Mengapa
yang bertugas mempengaruhi manusia itu setan dan iblis, bukannya malaikat?
Pasti semua itu ada alasannya. Kita semua tahu
itu. Aku hanya ingin tahu, mengapa ada orang yang masih melakukan suatu hal ke
orang lain, yang orang itu sendiri tidak mau jika orang lain melakukan hal itu
pada dirinya? Entahlah, aku merasa tak perlu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
itu. Percuma, jika itu masih tetap terjadi.

Komentar
Posting Komentar