My New "Tepak"
“Ri, liat pulpen hi-tecku, gak?” tanyaku frustasi. Aku
kehilangan pulpen bermata kecil sekali yang bernama hi-tec yang biasanya aku
pakai untuk menulis di Al-Quran saat mengkajinya. Aku kehilangan punyaku, lalu
aku meminjam punya mbakkosku dan aku menghilangkannya juga -___-…
“Nggak. Kamu ini, lho… hati-hati
po’o. Alat tulis semuanya taruh di tempat pensil. Tempat pensilmu mana?” Ria
menasihatiku, sudah jadi kebiasaannya yang sangat peduli dengan teman.
“Itu... tempat pensilku udah ganti
pekerjaan, jadi tempat nyimpen barang-barang kecil. Makanya gak tak pake lagi,”
jelasku. Ria menatapku tajam, siap berceramah lagi jika saja saat itu Bu Ike,
dosen Psikologi Umum II tidak datang. Hehehe, keuntungan bagiku. Aku sebetulnya
senang-senang saja diceramahi oleh Ria, Maria, Natia atau teman-teman kelasku
yang lain yang peduli denganku. Tapi aku juga ingin jadi anak bandel yang tidak
mau mendengarkan ceramah. Tentu saja agar mereka tidak bosan menceramahiku.
Kalau aku jadi anak baik yang selalu menerima nasehat mereka dengan kalem-kalem
saja, kurasa itu tidak menarik. Hahaha. Tell me if I was wrong.
Tahukah kalian? Esok paginya Ria
memberiku sesuatu berbentuk persegi panjang yang terbuat dari plastik dan
berwarna biru. Waaaw! Aku tau benda ini bisa digunakan untuk menaruh alat
tulis! Yah, karena memang benda itu adalah kotak pensil. Hehehehe…
“Nih, tempat pensil. Biar
barang-barangmu gak hilang lagi,” ucapnya sambil tersenyum manis sekali di
mataku. Huaaaaaaa~ aku memeluknya. Aku terharu sekali. Di tanah rantau yang
jauh dari keluarga ini, aku beruntung sekali dikelilingi orang-orang yang
menyayangiku.
“Uwaaaa~ Riaaaaaa! Apaan sih ini,
bikin aku terharu aja… kan jadinya sedih,” ujarku dengan mata berkaca-kaca. Ria
tersenyum, sepertinya dia juga terharu.
“Coba kamu buka deh,” katanya penuh
rahasia. Segera kubuka plastik transparan
yang membungkus kotak biru bertuliskan ‘good luck’ itu. Waaaw! Di bagian
belakang tempat pensil itu ada tandatangan beberapa orang yang… yang gak
penting sih, sebetulnya :p *bercanda. hohoho. Ada tanda tangan Ria, Natia,
Ajib, Zaid, Maria dan Bhina. Eh, punya Ajib bukan tanda tangan tuh. Wahahaha…
Subhanallah… tau kah kau, betapa aku
bahagia diberi kejutan kecil seperti itu?
Cewek emang seneng banget dapet kejutan ternyata. Bener sabda Nabi,
memberi hadiah itu dapat mempererat persaudaraan. Mungkin kayaknya berlebihan,
aku terlalu senang cuma gara-gara dapat tempat pensil sederhana gitu. Tapi coba
deh, lihat apa yang ada di balik pemberian tempat pensil itu.
Mereka berarti sayang aku dan
perhatian sama aku. Dikelilingi teman-teman yang begitu peduli saat kita memang
jauh dari keluarga, apa lagi yang lebih berharga? Aku selalu berdoa pada Allah,
semoga Ia menyayangiku dan semoga semua orang juga sayang padaku. Aku jadi tak
berhenti bersyukur :’) satu lagi, dengan kita mau bersyukur, kita gak bakal
mengeluh. Bagaimana bisa mengeluh, kalau kita disibukkan dengan bersyukur? Kalo
kata mbak kosku dulu, “Masih banyak yang harus disyukuri.” Intinya, sebelum
kita mengeluh, selesaikan dulu syukurmu.
Jadi, aku mau bilang makasih banyak
buat batur2 gueh yang udah bikin aku bersyukur seperti ini :D walau entah kapan
kalian baca ini. Ato malah gak bakal baca? Terserah, aku gak peduli, yang
penting kalian selalu berarti :]
NB: pulpen hitecku 22nya akhirnya ketemu, diabawa sama temenku. hehehehe..
NB: pulpen hitecku 22nya akhirnya ketemu, diabawa sama temenku. hehehehe..

Komentar
Posting Komentar