Kunjungan Sore Ini :D
Hari ini banyak kuhabiskan di atas
tempat tidur karena kurang enak badan. Kepalaku pusing karena kemarin tidak
bisa tidur nyenyak. Beberapa kali berdebat dengan diri sendiri, berangkat
kuliah atau tidak. Lalu aku memutuskan
untuk tidak berangkat, karena selesai mandi, sudah jam 10.40, padahal kuliah
dimulai pukul 10.30. Lia, teman sekamarku membelikanku makan. Setelah makan,
aku kembali tidur.
Sore tiba. Hapeku yang sunyi karena
kusuruh diam, apapun aktivitasnya, agar tidak mengganggu tidurku. Kemudian aku
sadar, ada telepon. Dari Natia. Kuangkat.
Sana: Woooi! *ribut-ribut* bla bla
bla.
Aku: memandang heran dan tidak
mengerti, setengah sadar dari tidur. Kutempelkan lagi hape ke telinga.
Sana: Kita udah di bawah, sini turun
cepetaaan! *tuuut tuuut tuuut*
Hah? Mereka udah di bawah? Langsung ku
sambar rok dan jaket.
“UPIIIIIIILLLL!!!!” suara maria
memanggilku dari bawah dengan panggilan sayang mereka. Aku mencari jilbab. Lalu
kudengar suara orang membukakan pintu besi di bawah. Kemudian suara beberapa
orang naik tangga sambil berbincang. Aku mengenali suara Ria. Aku membuka kamar
menyambut mereka. Mereka histeris dan menghambur memelukku. Menanyakan kabarku.
Sebetulnya, sih, yang betul-betul khawatir pada keadaanku adalah Ria. Kalau Natia
dan Maria, mereka seperti biasa, cerah ceria sepanjang waktu. Hahahaha…
Mereka masuk ke kamar dan seketika
ruangan itu jadi ramai sekali. Mereka bertanya padaku, sudah makan atau belum
dan kujawab sudah. Mereka minta diambilkan piring, sendok dan mangkuk. Lalu mengeluarkan
sebungkus nasi rawon. Natia lalu menyuapiku. Ria memeriksa suhu tubuhku dan Maria,
dia membaca buku. Melanjutkan, lebih tepatnya. Hahaha. Natia masih menyuapiku
ketika ria dan maria naik ke atas tempat tidurku yang berantakan sekali! Aaakh!
Menyebalkan.
Setelah makananku habis, mereka
segera pamit dan mendoakanku cepat sembuh. Mereka cepat-cepat karena mereka
bilang, Zaid menunggu sendirian di kampus. Zaid pulang dengan Ria, karena motor
Ria sedang bermasalah dan rumah mereka searah. Di depan kos, mereka satu per
satu memelukku dan kembali mendoakanku. Waaah, mereka baik sekali. Aku sayang
mereka. Sekali lagi, satu hal yang membuat kita bertahan untuk tetap kuat, yaitu
ketika ada mereka yang menyayangi kita. Jadi, jangan berhenti menyayangi orang
lain, agar kita juga disayangi.
Oiya, sebelum mereka pergi, Ria menanyaiku,
“Besok kuliah, gak?” aku menimbang-nimbang.
“Eh, kalo gak berangkat, kita
jengukin lagi, lho!” ujar Natia bersemangat.
“Hah? Aku berangkat, kok! Gak bakal
sakit lagi deh. Hahaha,” kataku, seakan kapok tak ingin dijenguk lagi. Kami tertawa
bersama. Mereka lalu menyeberang jalan. Pandanganku mengikuti mereka hingga
bayangan mereka tak terlihat lagi.
Alhamdulillah, aku bersyukur dipertemukan
dengan mereka :’)

Komentar
Posting Komentar