Pesona Hatimu
Di rumah, bersih-bersih atas lemari yang
kebanyakan dihuni oleh kertas dan buku-buku. Milikku, milik saudaraku, bahkan
milik orang tuaku. Semua kubereskan dan aku menemukan beberapa berkas kertas
dan buku-buku lama milikku. Bukan diary, tapi semua coretan di dalamnya berisi
kenangan-kenangan harianku di masa lalu.
Satu yang menarik kuambil dari situ
dan kubawa ke tempat tidur. Aku mulai membacanya. Itu sebuah amplop besar yang
berisi berlembar-lembar gambar dan tulisan. Komik bikinan sendiri dan surat
yang cukup panjang. Dari seorang pemuda yang salah menempatkan hatinya padaku
saat itu. Oktober 2007. Aku tidak menyangka saat itu sudah ada yang pernah
menyukaiku dan mengirimiku seamplop ungkapan hati padaku. Aku masih kelas 6 SD,
kawan~
betapa unyu-nya aku waktu itu dan dia—sang pengirim—sudah kuliah tingkat
pertama atau kedua (aku lupa).
Pertama kali anak lelaki menyatakan
cintanya padaku adalah cinta monyetku dan itu unforgettable banget rasanya. Setelah
kami dari kecil selalu main bersama (bersama yang lain juga), yang setiap main
rumah-rumahan aku selalu jadi ibu dan dia jadi ayah (suatu saat akan kutulis
ceritanya di artikel tersendiri), akhirnya dia bilang suka ke aku. Kelas 4 SD,
sodara-sodara. Hahaha… waktu itu kami belum mengerti apa-apa selain pacaran itu
saling menyayangi. Sayangnya itu hanya berlangsung beberapa hari karena aku
yang ternyata dari kecil gampang ilfil ke cowok, langsung ilfil ke dia gara-gara
sikap dia yang… huuffttt (cerita lengkapnya nanti).
Pernah juga, pas masih SD, aku ngaji
di TPAku. Di situ ada anak cowok yang lebih tua dariku dengan gamblang tapi
agak malu-malu, bilang suka sama aku pas pengajian. Aku deg-degan sekali. Tapi aku
langsung bilang, aku gak suka dia, karena memang yang kusuka waktu itu ya
cimonku. Hahaha… tapi dia ngotot. Aku jadi takut dan ilfil sama dia. Untung dia
pindah, jadi tidak bertemu lagi denganku.
Kulihat lagi atas lemariku. Ada sebuah
jam lucu sekali. Bagus. Sebetulnya bisa bunyi musik fur elis pake piano kalo
diputar. Sayangnya rusak gara-gara dimainin adek-adekku. Jam itu kudapat
sekitar kelas 1 SMP. Dari temannya orang yang suka aku pas aku kelas 6 SD tadi itu.
Bedanya yang ini lebih muda setahun. Jadi dia seumuran kakak tertuaku. Gilanya,
aku belum pernah interaksi dengan dia. Aku tidak punya hp. Tapi malam itu saat
dia memberikan jam itu padaku, dia bilang kami sebelumnya sering smsan. Jadi dia
sudah dekat sama aku lewat sms. Padahal aku sama sekali baru kenal dia sebatas
nama selama ini.
Kelas 2 dan 3 SMP juga aku beberapa
kali disukai orang. Bedanya saat itu aku sudah baligh. Sudah lebih mengerti hubungan
antara perempuan dan laki-laki. Aku sangat bersyukur karena aku ditanamkan
prinsip untuk tidak melanggar batas-batas antara perempuan dan laki-laki yang
tidak mahrom. Jadi tiap ditembak, aku langsung menolak dengan halus dan memberi
nasehat untuk saling mengingatkan. Oiya, buat kalian yang ditembak dan akan
menolak, jangan sampai lupa bilang, ‘maaf’, agar tidak melukai orang yang
menyatakan perasaannya pada kita. Karena bagaimanapun, disukai adalah suatu
rejeki tersendiri. Itu artinya setidaknya kita memiliki kelebihan yang membuat
orang lain itu suka pada kita. Tapi jangan sampai kita besar kepala dan
sombong. Terutama bagi yang menarik secara fisik, itu lebih mudah dan sering
ditembak biasanya. Hebatnya, dia ditembak dan tidak mati-mati (oke, yang ini
cuma bercanda :D).
Satu hal yang saya tekankan di sini
adalah betapa perempuan itu betul-betul dihias-hiasi oleh setan sehingga tampak
begitu menarik di mata lelaki. Orang-orang bilang, ‘mempesona’. Padahal tau
sendiri, aku bukan perempuan yang sekali lihat, orang akan bilang cantik. Tidak.
Perlu pengamatan khusus dan berjangka waktu cukup lama untuk bisa menyadari aku
ini manis (haha, abaikan). Maksudku, aku jenis yang seperti itu. Banyak kan
yang seperti itu? Aku salah satunya. Nah, yang kayak gitu aja berkali-kali
ditembak, apalagi yang cantik? Padahal itu notabenenya aku tidak tebar-tebar
pesona, lho.
Maka dari itu, waktu SMA, aku
betul-betul menekan agar aku terlihat biasa saja. Cenderung cuek—ajaran kakak
pertama. Berpakaian alakadarnya yang penting syar’i. Sering gak modis bahkan
cupu. Aku tak peduli. Aku bahkan tidak terlalu pandai bergaul dengan anak
lelaki saat itu. Aku tidak mau terlibat apapun masalah hati dengan lawan jenis.
Yang kurasakan, teman-teman laki-lakiku di sekolah memilih untuk tidak
mendekatiku, apalagi setelah tau aku tidak mau bersentuhan dengan yang bukan
mahrom. Ini sih masalah prinsip. Kayak gitu saja, masih saja ada yang suka sama
aku -___- alhamdulillah sih. Tapi yang satu ini cukup merepotkan.
Jadi kusimpulkan, bagaimanapun seseorang,
selalu ada yang menyukai. Apalagi masa-masa remaja dan dewasa awal. Padahal,
saat seseorang menyatakan suka, seketika itu jalan setan terbuka lebih lebar. Lalu
ketika dua orang itu saling suka dan menyetujui untuk berpacaran, maka mereka
melangkah lebih dekat pada perzinaan. Jadi, kalau saya pribadi, kalau belum
saatnya menikah, ada yang menyatakan suka, lebih baik segera ditolak dengan
halus dan diberi nasehat yang menyejukkan. Karena cinta dalam keimanan itu
indah dan tidak menyakiti. Blokir jalanan untuk setan agar kita aman.
Satu lagi, bagaimana pun aku sering
berpikir bahwa aku sudah berkali-kali membuat orang patah hati. Apa kita yang
menolak seseorang karena takut melanggar aturan Allah akan kena karma? Insya’
Allah tidak. Kalau pun kena karma, karmanya itu berupa pahala. Hehehe. Amiin. Kita
tidak tahu siapa jodoh kita (bagi yang belum menikah). Jadi jaga sebaik mungkin
hati, diri dan kesucian kita hanya untuk pasangan kita yang halal nanti ^^
Oiya, selamat hari raya Idul Fitri,
taqobbalalloh minna wa minkum :D mohon maaf lahir dan batin.. semoga kita bisa
sampai ke romadhon yang akan datang. Amiiiin…
*wuaah, ngupload sambil dengar
takbiran :’)
Komentar
Posting Komentar