My Greatest Mother and Father Ever
Aku banyak belajar
dari Papa. Papa adalah orang yang tegar. Meski tegar adalah sifat maskulin
semua laki-laki, tapi Papa-lah yang membuatku bisa menjadi tegar hanya dengan
melihat atau membayangkan sosoknya.
Papa bukan motivatorku secara langsung,
yang setiap saat menyemangatiku. Papa bukan tempat curhatku. Tapi Papa adalah
seorang yang terikat batin denganku. Papa-lah orang yang paling menunjukkan
contoh talkless do more yang hebat padaku. Dibalik Papa yang serius dan
sibuk, kutemukan itu. Papa terhebatku.
Aku pun banyak belajar
dari Mama. Mama adalah sosok yang penyayang. Meski hampir semua perempuan itu
penyayang, tapi Mama-lah yang mengajariku untuk bisa ikhlas mengabdi. Mama
kadang bukan pendengar yang baik, tapi hanya dengan berada di dekatnya atau mendengar
suaranya, beban di pundakku luruh begitu saja. Mama-lah orang yang paling
mencontohkanku untuk menjadi perempuan yang mulia dan menjaga kehormatan diri
dan keluarga. Dibalik Mama yang sederhana
dan apa adanya, kutemukan itu. Mama terhebatku.
Saat kalian mengarungi
semua yang telah kalian lalui dengan orang tua kalian, temukan teladan dari
mereka dan buatlah mereka menjadi orang tua terbaik kalian. Karena siapapun
orang tua kalian, membuat mereka menjadi terhebat bagimu adalah sebuah pilihan.
Mama dan Papa
Bagi Papa, Mama adalah
perempuan tercantik. Mama adalah perempuan lembut yang berbeda dari wanita
lainnya. Mama yang sabar, penuh kasih sayang dan setia. Papa selalu ingat Mama
dimanapun Papa bekerja. Saat tugas ke luar kota, Papa menyempatkan membeli
sesuatu untuk Mama. Seperti saat ke Jogja dulu, mendekati bulan puasa, Papa
mencarikan baju yang bagus untuk Mama. Aku tahu karena aku yang menemaninya
waktu itu. Papa memilih baju untuk Mama dengan wajah amat bahagia. Papa
membelikan baju yang mewah dan mahal untuk Mama. Tak apa kali ini agak boros.
Karena Mama sederhana, selama ini hanya memakai baju yang ada. Papa sayang Mama,
ingin melihat Mama sesekali menggunakan baju anggun dan indah—tentu sedikit
glamor—seperti istri-istri di luar sana. Mama tidak penuntut, jadi Papa yang
tanggap. Karena Papa tahu, sebenarnya Mama ingin juga punya gaun yang indah
untuk menghadiri undangan pernikahan. Mendampingi Papa dengan busana yang
mempesona.
Bukan mereka tak
pernah cekcok, kadang Mama menuntut kekurangan uang belanja. Tapi tahukah, apa
belanjanya Mama? Tak lain adalah makanan sehat dan bergizi untuk keluarga. Juga
keperluan rumah tangga dan hal-hal kecil yang dibutuhkan, namun sering tak
terpikirkan oleh Papa dan anak-anaknya. Mama selalu melihat keadaan jika ingin
membeli sesuatu untuk dirinya sendiri. Seperti make up, tidak perlu mahal, yang
penting cocok untuk kulit dan wajah Mama, itu sudah cukup bagi Mama.
Mama menghabiskan
waktunya untuk keluarga. Tidak pernah membiarkan meja makan kosong tanpa
hidangan agar sewaktu-waktu keluarganya lapar, bisa langsung makan. Mama juga
selalu mendoakan Papa dan anak-anaknya. Adakah orang lain yang lebih tulus
mendoakanmu kebaikan terus-menerus tanpa kau minta dan tanpa mengharapkan
balasan melebihi doa dari ibumu? Berterima kasihlah pada ibu kalian, selagi
masih bisa berterima kasih.
Begitu pula Papa yang
selalu kerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Papa tidak pernah
menjanjikan akan memberi warisan harta pada anak-anaknya. Papa hanya selalu
memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Ilmu, itulah yang Papa
tekankan pada kami. Disekolahkan kami hingga tinggi, agar kami menjadi
anak-anak yang cerdas dan berilmu. Dunia maupun akhirot. Karena, seperti nabi
sulaiman, dengan ilmu itu kekayaan dan kekuasaan bisa diraih. Tak masalah biaya
pendidikan yang makin lama makin mahal, Papa akan berusaha mencarikan dananya.
Meski kutahu, sering kali Papa jatuh sakit setelah pulang dari luar kota karena
kelelahan. Siapa lagi orang yang rela sakit dan lelah demi memenuhi kebutuhanmu
selain ayahmu? Tanpa meminta imbalan sedikitpun, kecuali kesuksesanmu sendiri?
Jangan pernah lupakan dan meremehkan perjuangan seorang ayah, kawan.
Papa beruntung
memiliki Mama sebagai seorang istri. Begitu pula Mama, beruntung karena menjadi
istri Papa yang sangat menyayangi Mama. Dan aku, beruntung karena memiliki
orang tua seperti mereka. Bagiku, Mama dan Papa adalah teladan tiada akhir,
cinta yang tulus dan salah satu alasan terbesarku untuk berjuang hingga sejauh
ini. Mama, Papa, aku sayang kalian.

Komentar
Posting Komentar